Nomor lari gawang 400 m menjadi pesta para pelari dunia di Olimpiade Tokyo 2020. Setelah sektor putra menggegerkan dunia dengan rekor dunia yang diciptakan Karsten Warholm, giliran bagian putri yang melakukan hal yang sama pada final yang berlangsung di Stadion Nasional Jepang (4/8). Kali ini bintangnya adalah pelari muda AS, Sydney McLaughlin.

Hanya berjarak 24 jam setelah rekor di bagian putra tercipta, McLaughlin menggebrak dengan mencetak waktu tercepat 51,46 detik di final putri. Ia menyalip seniornya, sesama pelari AS Dalilah Muhammad di lintasan lurus untuk membuat jarak 0,12 lebih cepat di garis finis.

Bagi Dalilah ini adalah emas kedua beruntun di nomor 400 m setelah edisi Rio 2016. Sedangkan medali perunggu menjadi milik Femke Bol dari Belanda dengan catatan waktu 52,03 detik.

“Aku bersyukur berada di sini merayakan balapan yang luar biasa dan mewakili negaraku,” kata McLaughlin. Lari gawang 400 m  memang menyajikan persaingan yang dinantikan. Persaingan McLaughlin dengan Dalilah menjadi menu utama di final tersebut.

Meskipun terpaut usianya 10 tahun lebih tua ketimbang McLaughlin, Dalilah sempat optimistis membuat gebrakan seperti yang dipertontonkan Warholm di sektor putra. Dalilah memulai start di jalur 7, sedangkan McLaughlin di lintasan 3, lalu Femke Bol di lintasan lima. “Aku berada di jalur tujuh, jadi kupikir, kenapa tidak?. Mungkin aku bisa melakukan seperti Karsten, dan memimpin dari awal sampai akhir,” bebernya.

Ketika berada di lintasan lurus terakhir, baik Dalilah maupun McLaughlin dalam posisi untuk memenangi perlombaan. “Setelah rintangan kesembilan, aku berpikir bisa menang,” kata Dalilah. Tetapi, McLaughlin berada di posisi yang sama di rintangan terakhir. Selanjutnya, ia menggeber langkah kakinya berlari semakin cepat hingga garis finis.

McLaughlin bahkan tidak menunjukkan emosi berlebihan, meski di papan skor menunjukkan ia mencatatkan rekor dunia. “Aku belum bisa memahaminya secara langsung. Nanti, aku akan merayakannya,” sebutnya. (*)