De Grasse Mengkhiri Penantian Panjang
De Grasse Mengkhiri Penantian Panjang
by - August 05, 2021

Sepeninggal Usain Bolt, lintasan atletik di event bergengsi menampilkan para sprinter tangguh yang silih berganti mencuri aksi. Salah satunya adalah jagoan Kanada Andre De Grasse. Ia adalah peraih medali perak 200 m putra di Olimpiade Rio 2016.

Tanpa Bolt, De Grasse menjadi salah unggulan untuk merengkuh medali emas di Olimpiade Tokyo tahun ini. Di babak final yang berlangsung di Stadion Nasional Jepang (4/8), De Grasse bersaing dengan tujuh finalis lainnya. Ia mencatatkan waktu tercepat 19,62 detik, lebih cepat 0,06 detik dan 0,12 detik dari duo pelari AS, Kenneth Bednarek dan Noah Lyles.

Raihan medali emas di Olimpiade menjadi penantian panjang bagi pelari 26 tahun tersebut. Sejak kali pertama tampil di ajang multievent se dunia tersebut, De Grasse baru merasakan medali emas pada final 200 m putra di Olimpiade Tokyo 2020. “Aku sudah menunggu momen (kemenangan) ini,” sebut De Grasse dilansir World Athletics.

Sprinter kanada itu total meraup lima medali emas dari dua edisi Olimpiade yang ia ikuti. Tiga hari sebelumnya, ia hanya mampu mendulang perunggu dari nomor 100 m. Meskipun sempat kecewa, De Grasse berupaya keras untuk mendapatkan medali emas di nomor 200 m. “Aku harus pergi dan mendapatkan (emas) nomor 200,” paparnya.

Tantangan terbesar yakni saat transisi dari tikungan menuju lintasan lurus. “Aku harus tetap bersama Kenny (Bednarek) di tikungan, ia memiliki (kemampuan) di tikungan yang luar biasa,” jelasnya. Selanjutnya, tinggal mengalir dan ia melesat terdepan menuju garis finis.

De Grasse menjadi pelari Kanada ketiga yang mampu mendulang emas di nomor 200 m. Yakni setelah Robert Kerr (London 1908) dan Percy Williams (Amsterdam 1928). Sebelumnya, Usain Bolt menjadi penguasa lintasan sprint 100 m dan 200 m pada tiga edisi terakhir. Yaitu, Beijing 2008, London 2012, dan Rio 2016. (*)


COMMENTS