Tim putra dan putri AS berhasil menguasai nomor estafet 4x400 meter. Hasil tersebut membuat AS mendominasi perolehan medali emas di cabor atletik dengan 7 emas, 12 perak dan 7 perunggu. Dari sektor putri, kuartet Sydney McLaughlin, Allyson Felix, Dalilah Muhammad dan Athing Mu sukses membukukan waktu 3 menit 16,85 detik.
Mereka mengalahkan tim Polandia dan Jamaika yang harus puas dengan medali perak dan perunggu. Kemenangan tersebut menjadi istimewa buat Felix yang merupakan pelari veteran di tim AS. Total, Felix sudah mengumpulkan tujuh medali emas di ajang Olimpiade sejak edisi 2004 di Athena, Yunani.
“Menurutku, kami sudah mencapai banyak hal di nomor individu. Aku ingin berlari bersama pelari putri (AS) ini dan memenangkan medali emas bersama mereka,” papar Felix dilansir World Athletics. Aksi tim putri AS membuat mereka melanjutkan streak kemenangan di nomor estafet 4x400m dalam tujuh edisi Olimpiade beruntun. Sejak edisi 1996 di Atlanta, tim AS selalu meraih medali emas.
“Ini adalah tim yang sangat spesial karena kami bukanlah pelari 400m,” papar Felix. Komposisi tim putri AS di babak final memang terbilang istimewa. McLaughlin dan Dalilah merupakan peraih emas dan perak di nomor lari gawang 400 m putri di Tokyo kali ini. Sedangkan, Athing Mu adalah peraih emas dari nomor 800m.
Sementara itu, tim putra AS juga tampil hebat di final estafet 4x100m. Michael Cherry, Michael Norman, Bryce Deadmon dan Rai Benjamin sukses menguasai lintasan setelah finis tercepat 2 menit 55,70 detik. Mereka mengalahkan Belanda, Botswana, Belgia, Polandia, Jamaika, Italia, serta Trinidad dan Tobago.
Namun, berbeda dengan tim putri. Dari empat pelari di tim AS pada babak final, hanya dua pelari yang membawa pula medali di nomor sebelumnya. Yakni Benjamin dengan perak lari gawang 400m, dan Deadmon di nomor estafet campuran 4x400m. Sedangkan Cherry dan Norman gagal mendulang medali di nomor 400m.
Norman yang memiliki darah Jepang dari sang ibunda mengaku bangga bisa menciptakan sejarah di tanah leluhurnya. “Semua pengorbanan yang kami lakukan pada 2019, 2020 dan 2021 akhirnya terbayar,” ucapnya.
“Jujur, ini adalah kejuaran yang panjang, dan sangat emosional bagi kami semua di sini,” sebut Benjamin.
Apalagi, saat ini tim putra AS sedang menjalani masa transisi. Menurutnya, para fans sudah terbiasa menyaksikan AS meraih medali emas. Namun, yang perlu diperhatikan adalah, saat ini sejumlah pelari AS adalah bintang muda yang butuh waktu untuk bersinar. (*)